KBM

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan belajar mengajar adalah proses penyampaian ilmu atau transformasi ilmu yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan peserta didik. Proses tersebut dapat dilakukan secara formal ataupun nonformal, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang ada. Menurut Adams dan Decey, kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah kegiatan yang dipandu oleh tenaga pendidik (guru) sebagai pengajar, pimpinan kelas, pengatur lingkungan, pembimbing, partisipan, perencana, suvervisor, evaluator, dan konselor.

Kegiatan belajar-mengajar merupakan inti dan pelaksanaan kurikulum. Baik-buruknya mutu pendidikan atau mutu lulusan dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar-mengajar. Bila mutu lulusannya bagus dapat diprediksi mutu kegiatan belajar-mengajarnya juga bagus: atau sebaliknya, bila mutu kegiatan belajar-mengajarnya bagus, maka mutu lulusannya juga akan bagus.

Di lingkugan sekolah, para siswa memilik kemampuan yang heterogen, baik kemampuan awal, minat, dan gaya belajarnya masing-masing. Mengajar anak-anak yang memiliki kemampuan heterogen pun berbeda dengan mengajar anak-anak yang memiliki kemampuan homogen. Oleh karenanya sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung perlu dilakukan perencanaan kegiatan belajar mengajar.

A. Rancangan Pembelajaran

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang kegiatan belajar mengajar antara lain seperti di bawah ini.

  1. Merencanakan Kegiatan Belajar Mengajar

    1. Merencanakan pengelolaan kelas

    2. Merencanakan pengorganisasian bahan

    3. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar

    4. Merencanakan penggunaan sumber belajar

    5. Merencanakan penilaian

  2. Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar

    1. Menyajikan materi/bahan pelajaran

    2. Mengimplementasikan metode, sumber belajar, dan bahan latihan yang sesuai dengan kemampuan awal dan karakterisitik siswa, serta sesuai dengan tujuan pembelajaran

    3. Mendorong siswa untuk terlibat secara aktif

    4. Mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansinya dalam kehidupan

    5. Mengelola waktu, ruang, bahan, dan perlengkapan pengajaran.

  3. Membina Hubungan Antarpribadi

    1. Bersikap terbuka, toleran, dan simpati terhadap siswa

    2. Menampilkan kegairahan dan kesungguhan

    3. Mengelola interaksi antarpribadi

  4. Melaksanakan Evaluasi

    1. Melakukan penilaian selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, baik secara lisan tertulis, maupun melalui pengamatan

    2. Mengadakan tindak lanjut.


B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Kegiatan belaiar-mengajar dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif, efisien, dan menarik guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran.

  1. Asas perhatian, yaitu asas membangkitkan perhatian murid-murid.

  2. Asas aktivitas, yaitu asas mengaktifkan jasmani dan mental murid-murid.

  3. Asas apersepsi, yaitu asas menghubungkan dengan apa yang telah dikenal anak.

  4. Asas peragaan, yaitu asas memperagakan pengajaran.

  5. Asas ulangan, yaitu mengadakan ulangan-ulangan yang teratur.

  6. Asas korelasi, yaitu mengadakan hubungan dengan pelajaran lainnya.

  7. Asas konsentrasi, yaitu asas pemusatan pada pokok masalah.

  8. Asas individualisasi, yaitu asas penyesuaian pada sifat dan bakat masing-masing anak.

  9. Asas sosialisasi, yaitu menciptakan/menyesuaikan dengan lingkungan.

  10. Asas evaluasi, yaitu mengadakan penilaian yang tepat dan teliti.


C. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar akan berbeda, baik dalam strategi, kegiatan media, dan metoda dalam setiap pelaksanaannya. Beberapa kegiatan belajar mungkin dilakukan berdasarkan literatur-literatur tertentu, sementara yang lainnya belajar yang sama akan lebih efektif apabila melalui observasi dan eksperimen.

Beberapa siswa memerlukan alat bantu tulis untuk mengingat sesuatu, mungkin yang lainnya cukup dengan hanya mendengarkan. Beberapa siswa mungkin memerlukan kertas dan pensil untuk mengingat suatu hubungan tertentu. Sementara beberapa siswa lainnya cukup mengingat dengan hanya melihat saja. Beberapa siswa mungkin lebih senang belajar secara individual, sedangkan yang lainnya lebih senang secara berkelompok. Berbedanya kebutuhan individu berbeda pula di dalam teknik belajar dalam upaya mengembangkan dirinya. Dewasa ini isitilah strategi belajar banyak dipergunakan di dalam teori kognitif dan penelitian. Hal itu berhuhungan dengan strategi individu dalam hal pemusatan perhatian, pemecahan rnasalah. mengingat dan mengawasi proses belajar dan pemecahan masalah.

Pencapaian KBM di PKBM YPGB

Proses Belajar Mengajar di PKBM YPGM menjalankan tahapan sebagai berikut.

  1. Perencanaan Pembelajaran

Sebelum KBM berlangsung setiap guru mata pelajaran, baik mata pelajaran umum maupun berbagai keterampilan, menyusun perencanaan pembelajaran setiap semester.

  1. Prinsip Pembelajaran

PKBM YPGB sangat memperhatikan prinip-prinsip pembelajaran seperti tersebut di atas. Interaksi antara guru dan peserta didik berjalan dengan intensitas tinggi, sehingga setiap guru memiliki catatan tentang kompetensi masing-masing peserta didik.

  1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang berlangsung di PKBM YPGM ada yang dilaksanakan di dalam kelas (ruangan) dan ada pula di luar kelas (lapangan). Hal ini disesuaikan dengan mata pelajaran atau keterampilan yang diajarkan. Proses pembelajaran yang variatif ini ternyata sangat membantu tingkat konsentrasi dan peminatan peserta didik.

TAHFIZ AL QURAN

Tahfiz Al-Quran terdiri dari dua suku kata, yaitu Tahfiz dan Al-Quran. Kata “Tahfiz” berasal dari bahasa Arab حفظ-يحفظ-تحفيظا yang artinya memelihara, menjaga, dan menghafal. Tahfiz (hafalan) secara bahasa adalah lawan dari lupa yaitu selalu ingat dan sedikit lupa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan kata hafal berarti telah masuk dalam ingatan (tentang pelajaran); dan dapat mengucapkan kembali diluar kepala (tanpa melihat buku). Menghafal (kata kerja) berarti berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Menurut Abdul Aziz Abdul Ra'uf definisi menghafal adalah “proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar.

Proses pengulangan membaca al quran
Proses Talqin dan Tasmi' persiapan kearah penghafalan

Pekerjaan apa pun jika sering diulang, pasti menjadi hafal.” Sedangkan kata Al Qur’an secara terminologi adalah kalamullah atau kitab Allah yang diturunkan, baik lafaz atau maknanya, kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Jadi, definisi Tahfiz Al-Qur’an/ menghafal Al-Quran, adalah proses menghafal Al-Qur’an baik dengan cara membaca maupun mendengarkannya secara berulang-ulang sampai hafal sehingga setiap ayat mampu dibaca tanpa melihat mushaf. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita menghafal Al-Quran.

  1. Tancapkan niat yang kuat.

  2. Keyakinan bahwa menghafal Al-Quran itu mudah

  3. Disiplin

  4. Lingkungan yang kondusif


Banyak metode yang dapat digunakan dalam menghafal Al-Quran. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

  1. Talqin dan Tasmi’, yaitu mengulang bacaan guru atau tutor. Jika tidak memiliki guru atau tutor yang dapat membacakan kepada Anda, mendengarkan bacaan al-Quran dari rekaman juga dapat menjadi salah satu alternatif. Meskipun alternatif tersebut tidak sebagai jika Anda berhadapan dengan guru atau tutor secara langsung. Karena jika Anda berhadapan langsung dengan guru atau tutor, maka bacaan Anda yang salah saat mengikuti bacaan, dapat langsung dikoreksi. Adapun tasmi’ berarti seorang murid membaca Al-Quran untuk didengarkan oleh guru atau tutor.


  1. Tikrar, yaitu mengulang-ulangi bacaaan hingga hafal. Caranya dapat dilakukan sebagai berikut.

    1. Baca ayat pertama hingga 10-20 kali hingga hafal

    2. Lalu baca ayat kedua sebanyak 10-20 kali hingga hafal

    3. Baca ayat pertama + kedua sebanyak 10-20 kali hingga hafal

    4. Lalu baca ayat ketiga sebanyak 10-20 kali hingga hafal

    5. Kembali baca ayat pertama + kedua + ketiga sebanyak 10-20 kali hingga hafal

    6. Dan seterusnya

  2. Muraja’ah

Setelah hafal, ulangi kembali bacaan tersebut. Inilah yang dimaksud dengan muraja’ah. Muraja’ah sangat penting karena muraja’ah inilah yang akan melekatkan hafalan secara lebih kuat ke dalam benak kita.

Pencapaian Kegiatan Tahfiz Al Quran di PKBM YPGB

Pembinaan ketakwaan dan akhlakul karimah peserta didik melalui kegiatan Tahfiz Al Quran merupakan prinsip pembinaan karakter yang diterapkan di PKBM YPGB. Penguasaan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan akan berhasil guna jika didukung oleh karakter yang baik berupa ketakwaan terhadap Allah SWT dan akhlak (perilaku) yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan Tahfiz Al Quran di PKBM YPGB dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

  1. Peserta didik dipastikan sudah dapat membaca Al Quran, Jika belum, peserta didik harus mengikuti program IQRA terlebih dahulu sampai dapat membaca dengan baik dan benar.

  2. Khatam membaca Al Quran sebanyak 10 kali. Kegiatan ini akan membantu proses Tahfiz Al Quran.

  3. Kegiatan Tahfiz Al Quran dimulai dari juz 30. Peserta didik secara mandiri atau beserta tutor sebaya melakukan Tikrar (mengulang-ulang bacaan hingga hafal).

  4. Setelah hafal, peserta didik melakukan ‘setoran’ hafalan di hadapan guru atau tutor yang telah ditunjuk.

NAHU SHARAF

Salah satu syarat untuk bisa memahami teks-teks tentang agama, baik itu yang bersumber dari Al-Qur’an maupun Hadis adalah menguasai Nahu dan Sharaf. Dengan menguasai Nahwu dan Sharaf kita bisa menjaga dari sebuah kesalahan dalam pengucapan maupun penulisan Al Quran atau Hadis. Ilmu nahwu sendiri merupakan ilmu yang membahas tentang aturan atau harakat akhir dalam sebuah kalimat (rafa’, jer, nashab, jazm). Jika salah dalam memberi harakat di akhir kalimat atau tengah kalimat, maka akan berdampak pada perubahan makna. Selain itu, ilmu ini juga membahas struktur kalimat apakah itu menjadi mubtada’, khobar ,dan lain sebagainya. Dimana setiap struktur kalimat mempunyai makna yang beda-beda.

Penjabaran sebagai salah satu aplikasi dari nahu sharaf

Sedangkan ilmu sharaf adalah ilmu yang membahas tentang perubahan bentuk kata beserta ikhwalnya. Mulai dari huruf asli, tambahan, dan lainnya. Masing-masing bentuk memiliki makna dan arti terjemahan yang berbeda. Kesalahan dalam mentashrif kalimat yang tidak sesuai dengan aturan yang ditentukan dalam sharaf, juga akan mengubah makna.

Oleh karena itulah, kedua ilmu ini adalah alat yang sangat penting untuk memahami Al-Quran dan Hadis.

Pencapaian Pembelajaran Nahu-Sharaf di PKBM YPGB

Setiap peserta didik di PKBM YPGB mendapat pembelajaran Nahu-Sharaf. Proses pembelajaran Nahu-Sharaf di PKBM YPGB dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

  1. Pengenalan teori bentuk kata (Sharaf) dimulai dengan pengenalan tashrif 10 dan tashrif 14.

  2. Ada 23 pola dalam tashrif 10 yang harus dihafalkan peserta didik, mulai dari kata yang huruf pokoknya berjumlah 3 (tsulasi mujarrad) hingga kata yang huruf pokoknya mendapatkan tambahan huruf (mazid).

  3. Setelah semua pola hafal, peserta didik mengaplikasikannya ke dalam kata-kata yang terdapat di dalam Al Quran, baik secara lisan maupun tulisan.

  4. Latihan tashrif ini dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang.

  5. Setelah peserta didik menguasai tashrif 10 dan 14 dilanjutkan dengan pengenalan kata benda dan lain-lain bentu kata.

  6. Selanjutnya pengenalan teori kalimat (Nahu) dan mengurai kedudukan kata dalam kalimat (I’rab).


BAHASA INGGRIS

Pembelajaran bahasa Inggris adalah mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris secara kontekstual dan berterima sesuai dengan konteks serta kondisi dan situasi keseharian peserta didik. Hal ini untuk menghasilkan bentuk pembelajaran bahasa Inggris yang lebih menyentuh kebutuhan berbahasa peserta didik.

Setiap bahasa mempunyai empat keterampilan dasar. Keterampilan dasar ini sering dijadikan patokan dalam penilaian kemampuan berbahasa seseorang. Selain itu, empat keterampilan dasar ini juga cukup penting untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Empat keterampilan dasar bahasa Inggris ini adalah listening (membaca), speaking (berbicara), reading (membaca), dan writing (menulis).

simulasi keberanian berbicara dalam bahasa inggris

Empat keterampilan dasar bahasa Inggris saling berhubungan dan harus dikuasai jika ingin fasih dalam berbahasa Inggris. Lalu bagaimana caranya untuk belajar dan menguasai keempat keterampilan ini?

1. Reading

Semua orang tentu tahu, bahwa dengan membaca dapat menambah pengetahuan kita. Dengan keterampilan membaca kita juga bisa menambah ilmu dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu keterampilan ini sangat cocok dikuasai oleh para pemula, untuk membantu proses belajar bahasa Inggris. Keterampilan reading juga membantu para pemula untuk menambah kosakata bahasa Inggris dan bisa belajar bentuk atau struktur dari suatu kalimat.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk melatih keterampilan reading, seperti meluangkan banyak waktu untuk membaca, memperhatikan kecepatan membaca, memahami inti dari suatu bacaan, dan membaca buku-buku favorit.


2. Listening

Keterampilan listening atau mendengarkan merupakan keterampilan yang paling menantang bagi para pemula. Dalam keterampilan listening seseorang dituntut untuk bisa mendengarkan apa yang orang lain ucapkan dan paham apa yang diucapkan oleh orang lain.

Tips yang dapat dilakukan untuk menguasai keterampilan listening antara lain sering mendengarkan percakapan bahasa Inggris, seperti melalui audio book, searching di Youtube, dan lain-lain. Cara yang lebih menyenangkan untuk melatih listening yaitu dengan menonton film berbahasa Inggris atau mendengarkan lagu berbahasa Inggris.


3. Speaking

Speaking adalah keterampilan yang paling utama untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris, selain listening. Belajar speaking sebenarnya mudah. Kita hanya perlu lebih banyak berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Kita bisa melatihnya dengan berbicara menggunakan bahasa Inggris pada diri sendiri atau pada teman-teman kita. Tetapi cara paling cepat menguasai keterampilan ini adalah dengan berlatih bicara bahasa Inggris dengan orang yang sudah fasih bahasa Inggris, karena orang tersebut bisa membantu mengoreksi kata-kata yang kita ucapkan. Selain itu, dari orang yang fasih bahasa Inggris kita juga bisa mencontoh cara pengucapan kata-kata yang benar dalam bahasa Inggris.

4. Writing

Keterampilan writing saat ini cukup penting. Selain dapat digunakan untuk berkomunikasi, dengan kemampuan writing kita dapat menulis berbagai karya tulis, seperti artikel, cerpen, puisi, dan bentuk tulisan lainnya.

Untuk melatih keterampilan ini bisa dilakukan dengan memperbanyak reading atau membaca tulisan-tulisan berbahasa Inggris. Lalu mencoba menulis ulang apa yang kamu baca. Kamu juga bisa berlatih writing dengan menulis hal sehari-hari seperti diary dalam bahasa Inggris.


Bagaimana cara mudah menguasai keempat keterampilan ini dengan cepat ?

Keempat keterampilan di atas sebenarnya bisa dikuasai dengan mudah bila punya tutor dan teman untuk melatih keempat keterampilan tersebut.

Pencapaian Pembelajaran Bahasa Inggris di PKBM YPGB

Pembelajaran bahasa Inggris di PKBM YPGB selain sebagai begian dari Mata Pelajaran Umum, juga merupakan keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai. Untuk itu, dalam proses pembelajaran selain diberikan materi bahasa sesuai Kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2013), juga diberikan waktu khusus untuk para peserta didik mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris melalui kegiatan English Day. Dalam kegiatan ini seluruh peserta didik, para guru, tutor, dan pembimbing diwajibkan berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

BAHASA ARAB

Keterampilan berbahasa bisa kita artikan sebagai kemampuan dan kecekatan kita dalam menggunakan bahasa. Arti kata terampil dan cekatan sendiri adalah kepandaian seseorang melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang melakukan sesuatu dengan cepat dan hasilnya salah maka tidak bisa dikatakan terampil. Begitu juga dengan seseorang yang melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat dalam penyelesaiannya, maka juga tidak bisa disebut sebagai orang yang terampil (Soemarjadi, 1991:2).

Dalam tuturan bahasa Arab, keterampilan berbahasa disebut dengan AlMaharat AlLughawiyah. Maharat berarti keterampilan dan Lughawiyah berarti bahasa. Seperti halnya bahasa Inggris, ada empat keterampilan yang dipelajari dalam bahasa Arab.

  1. Maharah Istima’ (Keterampilan Mendengar)

Maharah ini adalah keterampilan dasar yang harus didapat pertama kali oleh seorang pembelajar bahasa. Hal ini karena mendengar adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya. Seperti seorang anak kecil, sarana pertama kali yang mereka gunakanuntuk bisa menirukan bahasa ibu mereka adalah dengan media mendengar.

Dari keterampilan mendengar, seseorang akan mengenal kosa kata-kosa kata baru yang belum mereka ketahui. Mencerna bentuk-bentuk tarkib dalam percakapan bahasa Arab dan memahami perubahan-perubahan kata yang disebabkan oleh bedanya latar waktu yang digunakan.

  1. Maharah Kalam (Keterampilan Berbicara)

Setelah cakap dalam keterampilan mendengar, biasanya seorang pembelajar bahasa akan memulai kalam (berbicara). Dengan kosa kata yang sudah mereka dapatkan, mereka akan mengembangkan dalam bentuk kalimat dan akhirnya menjadi satu ungkapan yang utuh yang dapat memahamkan lawan bicaranya.

  1. Maharah Qira’ah (Keterampilan Membaca)

Maharah ini ada pada tingkatan ketiga dalam keterampilan berbahasa Arab. Karena Maharah Qira’ah harus didasari dengan kalam dan istima’. Seseorang akan merasa kesulitan membaca jika tidak dimulai dengan keterampilan mendengar dan berbicara. Dalam artian, faktor utama seseorang kesulitan dalam membaca adalah belum sempurnanya pemahaman dia dengan mendengar dan menulis.

  1. Maharah Kitabah (Keterampilan Menulis)

Setelah keterampilan yang tiga di atas, tujuan yang diharapkan dalam berbahasa Arab adalah seseorang dapat menulis dengan bahasa Arab yang benar, dapat dipahami, sesuai dengan kaidah bahasa Arab, dan dapat memberi suatu masukan yang baru kepada pembaca atau pembelajar bahasa Arab sendiri.

Pencapaian Pembelajaran Bahasa Arab di PKBM YPGB

Pembelajaran bahasa Arab di PKBM YPGB merupakan keterampilan berbahasa asing kedua yang diberikan kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaran, titik tekan keterampilan berbahasa yang dipelajari adalah keterampilan mendengarkan (Maharah Intima’) dan berbicara (Maharah Kalam). Hal itu karena peserta didik juga mendapatkan pembelajaran Nahu-Sharaf yang sangat menunjang keterampilan berbahasa Arab.

MATERI UMUM

Pembelajaran Materi Umum yang dimaksud adalah semua mata pelajaran yang ada dalam Struktur Kurikulum 2013, yang terdiri dari:

  1. Kelompok A (Wajib)

Kelompok A (Wajib) menekankan pada aspek kognitif dan afektif. Mata pelajaran yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA (Fisika, Bio;ogi, Kimia), IPS (Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi).

2. Kelompok B (Wajib)

Kelompok B menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Mata pelajaran yang masuk dalam kelompok ini adalah Seni Budaya, Prakarya, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Muatan Lokal (Bahasa Daerah atau Bahasa Asing)

3. Kelompok C (Peminatan)

Kelompok C (Peminatan) ini untuk peserta didik setingkat SMA/SMK.


Pencapaian Pembelajaran Materi Umum di PKBM YPGB

Pembelajaran Materi Umum di PKBM YPGB ada yang dilaksanakan di dalam kelas dengan guru pendamping dan ada pula mata pelajaran yang diajarkan melalui modul-modul. Beberapa mata pelajaran yang didampingi oleh guru adalah Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris. Mata Pelajaran selain yang disebutkan di atas diajarkan melalui modul-modul dan tutor sebaya.

PUBLIC SPEAKING

Public speaking adalah kegiatan komunikasi lisan yang dilakukan secara langsung di muka umum atau di hadapan sekelompok orang. Contoh-contoh kegiatan public speaking adalah saat kita melakukan presentasi di depan kelas atau menyampaikan pidato.

Bagi sebagian orang, berbicara di depan umum menjadi suatu hal yang menakutkan. Hal itu bisa terjadi kepada siapa pun, baik yang masih bersekolah, kuliah, ataupun yang sudah bekerja dan berkeluarga. Perasaan takut dan rasa deg-degan sering kali muncul ketika kita sudah melihat ada banyak orang yang telah siap untuk memperhatikan kita. Bahkan, ada sebagian orang yang merasakan takut dan deg-degan sehari sebelum dimulainya public speaking. Padahal, public speaking sangat penting dan diperlukan oleh semua orang dalam berbagai aspek kehidupan.


Berikut ini lima alasan pentingnya public speaking.

  1. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Berbicara di depan banyak orang membuat kita menjadi lebih percaya diri dalam menjalani suatu kegiatan dan juga menghadapi berbagai masalah. Kita akan percaya diri untuk melakukan apa pun walaupun orang lain menganggap hal itu mustahil dilakukan, karena rasa percaya diri dalam diri kita sudah meningkat drastis.

Dengan membiasakan diri berlatih berbicara sendiri di depan cermin, kita akan terbiasa melalukan public speaking di depan banyak orang. Lawan rasa takut kita dengan keberanian, maka rasa percaya diri akan tumbuh.

  1. Mudah Bergaul dengan Banyak Orang

Bisa public speaking berarti kita menjadi tipe orang yang mudah bergaul dengan banyak orang. Nyambung ketika mengobrol, selalu ada topik pembicaraan, orang lain akan senang mendengarkan kita dan kita pun juga menjadi pendengar yang baik.

  1. Memiliki Kemampuan untuk Memimpin

Kemampuan public speaking sangat memungkinkan untuk kita menjadi seorang pemimpin, baik di sekolah maupun di masyarakat.

  1. Kemampuan Berpikir Kritis

Public speaking akan membawa kita menjadi seseorang yang berpikir lebih kritis. Hal ini dikarenakan orang yang dianggap pintar dalam public speaking harus mempunyai kualitas bahan pembicaraan, misalnya ketika kamu ingin berpendapat mengenai teknologi pertanian, maka kamu harus menyampaikannya dengan teori dari sang ahlinya. Selain itu, dengan berpikir lebih kritis, hal apa pun yang tidak benar maka kita akan dengan cepat mengkritik hal tersebut. Intinya, apa yang kita bicarakan tidak semata-mata hanya dilihat dari satu sisi, karena kita akan melihatnya dari berbagai sisi.

  1. Dipercaya untuk Mewakili Suatu Acara

Hebat dalam public speaking, sudah pasti kita paling dicari oleh orang terdekat kita, baik di sekolah, keluarga, atau di masyarakat untuk memimpin atau memandu suatu acara.

Pencapaian Pembelajaran Public Speaking di PKBM YPGB

Pembelajaran Public Speaking sangat ditekankan di PKBM YPGB. Meskipun penyebutan pembelajaran ini adalah Micro Teaching, tetapi maksud dan tujuannya sama dengan Public Speaking. Proses pembelajaran Public Speaking seiring dengan berbagai pembelajaran yang diajarkan diI PKBM YPGB. Tidak ada waktu khusus dalam proses pembelajaran Public Speaking ini. Di setiap mata pelajaran dan berbagai keterampilan yang diajarkan di PKBM YPGB, peserta didik diwajibkan untuk melaksanakan Micro Teaching sesuai materi pembelajaran yang saat itu dipelajari.

Out put dari proses Micro Teaching sangat positif, baik dari segi penguasaan materi pembelajaran maupun tingkat kepercayaan diri peserta didik. Peserta didik berusaha secara mandiri menyusun konsep dan merangkai kalimat demi kalimat agar pendengar (audiens) paham apa yang disampaikannya.